Air Terjun Telaga Dwi Warna SibolangitBerada di lokasi Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang. Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Karo. Obyek wisata Air terjun telaga dwi warna sibolangit ini memiliki nuansa pegunungan yang sejuk dan penuh dengan tempat pariwisata yang menarik
![](https://4.bp.blogspot.com/-DKLikv7GTyY/VsK6KcJhKRI/AAAAAAAAATo/rLuZs7eefBc/s1600/Air-Terjun-Telaga-Dwi-Warna-Sibolangit.jpg)
Tari Tor Tor Seni Budaya Sumatera Utara
Tari Tor Tor merupakan salah satu jenis tari yang berasal dari suku Batak di Pulau Sumatera. Sejak sekitar abad ke-13, Tari Tor Tor sudah menjadi budaya suku Batak. Perkiraan tersebut dikemukakan oleh mantan anggota anjungan Sumatera Utara 1973-2010 dan pakar Tari Tor Tor. Dulunya, tradisi Tor Tor hanya ada dalam kehidupan masyarakat suku Batak yang berada di kawasan Samosir, kawasan Toba dan sebagian kawasan Humbang
![](https://1.bp.blogspot.com/-dfSs-h1UhUw/VsLQl2BbYKI/AAAAAAAAAUI/quKilyme0NA/s1600/Tari-Tor-Tor-Sumatera-Utara.jpg)
Tips Agar Berwisata Ke Sumatera
Tips-tips wisata di Sumatera berikut dapat membantu persiapan wisata anda sehingga pengalaman selama di Pulau Sumatera menjadi tak terlupakan
![](https://1.bp.blogspot.com/-_yeRJ2LmD0w/VsLQCSwWJII/AAAAAAAAAUE/VJyKdR610ek/s1600/tips-wisata-sumatera-600x450.jpg)
Kawah putih Sumatera utara Dolok Tinggi Raja
Dolok tinggi raja adalah kawasan cagar alam seluas 167 Ha yang terletak di Kecamatan Silau Kahen, Kabupaten Simalungun, provinsi Sumatera Utara. Di dalam area kawasan cagar alam dolok tinggi raja, terdapat objek wisata kawah putih, yang lebih sering dikenal dengan nama kawah putih tinggi raja seluas 30 Ha.[1] Namun, hal ini menjadikan objek wisata kawah putih tinggi raja susah untuk berkembang, dikarenakan berbenturan dengan status area ini berada dikawasan Cagar Alam.
![](http://4.bp.blogspot.com/-BCKAcPAWS5c/VfkctCr6H6I/AAAAAAAAAOA/GG2TXffYvQI/s1600/23415edbfa3c54e9e2e3d70c51bbf5b5e2430135_thumb_600_450.jpg)
12 Macam Kuliner Khas Aceh yang Wajib Dicoba
Mampir ke Aceh, Jangan Lupa Coba Kuliner Khasnya. Setiap daerah pasti memiliki keanekaragaman tersendiri soal kuliner. Kota yang mendapat julukan Serambi Mekah ini ternyata juga kaya akan kuliner khas yang wajib anda coba. Maka tidak heran kalau kita berkunjung ke Aceh akan didapatkan panganan khas Aceh. Selain itu, Aceh juga dikenal sebagai propinsi dengan ketaatan Islam paling tinggi.
Senin, 29 Februari 2016
Roti Tissue Merdeka Walk Medan
Selasa, 23 Februari 2016
Destinasi Pulau Pahawang Lampung untuk snorkeling
Menurut Jelly, salah satu operator wisata, setiap akhir pekan Sabtu dan Minggu banyak permintaan paket wisata ke Pulau Pahawang melakukan perjalanan selama satu hari penuh.
Tujuannya beberapa pulau yang dikenal memiliki pemandangan eksotis bawah air, pantai yang putih bersih alami maupun aktivitas nelayan dan warga sekitar.
Wisatawan yang datang ke Pulau Pahawang, masuk wilayah Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran, dapat menikmati pesona wisata bahari dengan pantai pasir putih dan pemandangan alam perbukitan serta aktivitas nelayan dan warga di sekitarnya.
"Namun, umumnya pengunjung datang ke Pulau Pahawang maupun Pahawang Kecil, Pulau Kelagian serta Tanjungputus untuk menyelam dan snorkeling," katanya.
Pemandangan alam bawah laut di Pulau Pahawang dan sekitarnya masih alami sehingga menjadi sensasi tersendiri bagi para pengunjung.
Menurut dia, kawasan Pulau Pahawang tidak terlalu jauh dari pusat Kota Bandarlampung, sehingga bila tidak ingin menginap bisa melakukan perjalanan pergi pagi dan pulang pada sore/malamnya.
Rute yang dilalui adalah Bandarlampung-Lempasing-Mutun-Hanura-Pantai Ketapang-Pulau Kelagian dan Pulau Pahawang.
Bila tidak menyiapkan bekal makanan sendiri, pengunjung bisa memesan makanan dari penduduk di pulau itu.
Sejumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Pahawang dan sekitarnya setelah berkeliling, menyelam dan snorkeling, umumnya menyatakan puas karena dapat menikmati pesona alam sekitar pantai dan pulau-pulau itu.
"Bagus sekali pemandangan alam bawah laut di sini, airnya jernih dan terumbu karangnya masih terawat alami dengan baik, sehingga banyak ikan hias dan binatang laut dapat kita lihat dan temukan," ujar Ratna, warga Bandarlampung yang akhir pekan ini bersama keluarga berkunjung ke pulau bahari.
Beberapa pengunjung lainnya, para pelajar dan mahasiswa dari Lampung maupun luar Lampung yang datang ke Pahawang mengaku takjub setelah menyelam dan snorkeling bisa melihat pemandangan bawah air yang luar biasa, serta bisa berdekatan bahkan seolah bercengkerama dengan ikan dan beragam binatang laut.
"Kita bisa membawa roti untuk ditaburkan saat snorkeling, sehingga ikan-ikan mendekati kita, pemandangan yang asyik dan menakjubkan," ujar Sinta, mahasiswa dari Lampung.
Berjumpa Ikan Badut
Sejumlah ikan hias yang bisa dilihat wisatawan saat menyelam dan melakukan snorkeling, termasuk ikan badut (nemo/ikan badut anemon-Amphiprion ocellaris/Amphyprion percula) dan anemon ungu (Heteractis magnifica) yang berkeliaran atau bersembunyi di sekitar terumbu karang.
Selain itu, pada beberapa spot lokasi berenang dan snorkeling juga dipenuhi ubur-ubur jeli (jellyfish) yang berukuran kecil dan kerap menempel di badan sehingga menimbulkan rasa gatal.
Ubur-ubur jeli itu pun terdapat sangat banyak dan bisa dilihat saat snorkeling di Pulau Kelagian, Pahawang Lunik (Kecil) maupun Pahawang Besar. Tapi paling banyak populasinya di sekitar Pulau Kelagian.
"Di sini memang banyak ubur-ubur jeli berukuran kecil," ujar Iwan, salah satu operator perahu yang membawa pengunjung ke pulau itu.
Snorkeling (selam permukaan) atau selam dangkal (skin diving) merupakan kegiatan berenang atau menyelam dengan mengenakan peralatan berupa masker selam dan snorkel yang dapat dinikmati selama berkunjung di Pulau Pahawang dan sekitarnya.
Pengunjung yang menyewa atau membawa peralatan snorkeling, termasuk mengenakan alat bantu gerak kaki katak (sirip selam), dapat menambah daya dorong pada kaki, sehingga aktivitas di atas permukaan air yang dilakukan menjadi lebih aman dan nyaman dengan gerakan yang lebih terkendali.
Beberapa pengunjung yang melakukan snorkeling itu terlihat berlama-lama mengambang di permukaan air, untuk memuaskan diri menyaksikan pesona keindahan alam bawah air.
Di Pulau Pahawang Kecil terdapat satu jembatan alami yang disebut dengan Tanjung Putus. Tanjung Putus menghubungkan antara Pulau Tanjung Putus dengan Pulau Pahawang Kecil. Tanjung Putus hanya dapat terlihat saat air laut surut, sementara saat pasang akan terendam air. Kawasan Tanjung Putus juga merupakan salah satu spot menyelam favorit bagi para pengunjung.
Pulau Pahawang Kecil dapat ditempuh kurang lebih sekitar sepuluh menit dari Pulau Pahawang Besar. Kebanyakan para pengunjung menginap di penginapan Pulau Pahawang Besar karena di pulau tersebutlah sebagian besar penduduk setempat tinggal. Disarankan, sebaiknya membawa makanan dan minuman bila akan berkunjung ke pulau ini untuk bekal selama di perjalanan.
Perjalanan dari pusat Kota Bandarlampung ke Pulau Pahawang ke Dermaga Ketapang untuk menyeberang dengan kapal ke Pulau Pahawang yang memerlukan waktu tempuh tak sampai satu jam.
Pengunjung dapat menyewa perahu/kapal kecil, sedang atau besar, untuk menyeberang ke Pulau Pahawang dengan biaya sekitar Rp500.000 per hari dengan kapasitas angkut sekitar 15 orang atau kapal lebih besar dengan biaya sewa lebih tinggi.
Sedangkan penyewaan peralatan snorkeling berkisar Rp50.000 hingga Rp75.000 per orang.
Perjalanan menuju ke Pulau Pahawang bisa ditempuh dengan menyeberang terlebih dulu melalui Dermaga Ketapang, dengan perjalanan sekitar satu jam kurang, akan tiba di Pulau Pahawang. Luas Pulau Pahawang sekitar 1. 084 hektare.
Pengunjung bisa menyisiri semua garis pantai pulau ini dengan menyewa perahu, untuk menyaksikan sisi pulau yang terdapat deretan pohon nyiur yang banyak serta rapat-rapat.
Pada bagian lain di pulau ini terdapat rimba dengan pohon besar di bibir pantainya, dengan sedikit pasir di pantainya tetapi benar-benar rimbun pohon-pohon.
Air lautnya berwarna biru jernih, terlihat kontras dengan warna hijau dari pohon-pohon sekitarnya.
Pulau Pahawang mempunyai enam dusun, yakni Suakbuah, Penggetahan, Jeralangan, Kelompok, Pahawang dan Cukuhnyai dengan penghuni sebanyak 1. 533 jiwa.
Di sekitar Pulau Pahawang terdapat banyak pulau, seperti Pulau Pahawang Kecil, Pulau Gosong, Pulau Kelagian, serta Pulau Pahawang Besar.
Di sini terdapat banyak "spot snorkeling", termasuk di antaranya spot kapal nelayan yang karam yang telah menjadi tempat persembunyian ikan serta hewan laut lain.
Keragaman biota dan keindahan bawah laut di pulau ini, menjadi terlihat makin cantik dengan berbagai macam karang, ikan, serta tumbuhan laut di dasar pantainya.
Tak jauh dari pulau ini, pengunjung bisa meneruskan penjelajahan dengan berlayar ke Tanjung Putus serta Pulau Kelagian.
Di Tanjung Putus terdapat Pulau Gosong, pulau yang cuma terbagi dalam pasir putih. Di sekitarnya, terdapat air laut yang jernih berwarna hijau toska, tidak terlampau dalam, seperti kolam renang pribadi tidak berbatas yang dibingkai deretan bukit serta pulau dari kejauhan.
Apabila berkunjung ke Pulau Kelagian, pasir putih yang halus serta air yang benar-benar jernih bakal menyongsong kedatangan anda, dengan pantainya yang benar-benar nyaman serta tenang untuk bersantai serta berenang.
Resep Lontong Sayur Medan
Resep Lontong Sayur Medan Komplit Asli Enak. Lontong sayur medan alay ini menurut saya termasuk paling lengkap, bukan hanya sayur bahannya tapi ada dagingnya juga. Malah mau mengalahkan lontong cap gomeh dan lontong sayur padang sederhana. Pada umumnya lontong sayur cocoknya dimakan untuk sarapan pagi. Mengingat bahannya lengkap dan istimewa seperti ini kalau lagi malas makan nasi boleh juga sesekali menikmati lontong sayur medan ini langsung kenyang banget jika melihat ukuran porsinya.
Foto Lontong Sayur Medan Lezat Tersedap
Gambar Lontong Sayur Medan
Lontong nasi boleh menggunakan resep lontong plastik, lontong daun pisang, ataupun menggunakan ketupat. Lontong sayur khas Sumatra Utara ini punya keunikan dalam bumbu sayur gurih labu siam. Dengan tambahan udang plus tauco membuat makanan ini bertambah spesial, pada artikel selanjutnya akan kita bahas resep lontong sayur dari daerah lainnya, seperti lontong sayur Jawa, lontong sayur betawi, dll. Berikut resep cara bikin sendiri di rumah.
RESEP LONTONG SAYUR MEDAN
BAHAN :
8 buah lontong
1 resep kuah taoco/tauco
BAHAN KUAH TAOCO :
200 gram daging sandung lamur potong 3x2 cm
200 gram udang kupas, sisakan ekornya, belah punggungnya
10 lonjor kacang panjang, potong-potong
75 gram tekokak
2 buah cabai merah besar, iris miring
2 cm lengkuas, memarkan
2 lembar daun salam
3 lembar daun jeruk, buang tulangnya
2 batang serai, ambil putihnya, memarkan
25 gram bunga kecombrang, belah dua
15 buah petai, belah dua
7 sendok makan taoco
1 sendok teh garam
1 sendok makan gula merah, sisir halus
2.000 ml air
1.000 ml santan dari 1 butir kelapa
5 sendok makan minyak untuk menumis
BUMBU HALUS :
15 butir bawang merah
6 siung bawang putih
3 cm kunyit
5 butir kemiri
2 buah cabai merah besar
3 buah cabai merah keriting
1 sendok teh ketumbar
2 cm jahe
BAHAN SAYUR LABU SIAM :
500 gram labu siam, potong kotak
2 buah cabai merah besar, potong 2 bagian, belah memanjang
2 buah cabai hijau besar, potong 2 bagian, belah memanjuang
1 batang serai, memarkan
2 cm lengkuas, memarkan
3 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya
1 sendok makan ebi, seduh, tiriskan
1 sendok teh garam
1 sendok teh gula merah
500 ml santan dari 1/4 butir kelapa
1 sendok makan minyak untuk menumis
BUMBU HALUS :
2 siung bawang putih
4 butir bawang merah
1 cm kunyit bakar
2 butir kemiri, sangrai
RESEP AYAM SEMUR SANTAN
BAHAN :
1/2 ekor ayam, potong 8 bagian
minyak untuk menggoreng
6 butir bawang merah, iris tipis
2 buah tomat merah, potong-potong
300 ml santan dari 1/2 butir kelapa
2 butir cengkeh
1/2 sendok teh pala bubuk
3 cm kayumanis
2 sendok makan kecap manis
1/2 sendok teh garam
1 sendok teh gula merah
2 sendok makan minyak untuk menumis
minyak untuk menggoreng
1 sendok makan bawang merah goreng untuk taburan
BUMBU HALUS :
3 siung bawang putih
2 butir kemiri, sangrai
1 cm jahe
BUBUK KEDELAI :
150 gram kacang kedelai putih
3 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya
1 buah cabai merah keriting, potong potong
2 siung bawang putih, diiris tipis, digoreng
1 cm kencur
1/2 sendok teh gula pasir
1 sendok teh garam
CARA MEMBUAT KUAH TAOCO/TAUCO :
Tumis bumbu halus, cabai merah besar, lengkuas, daun salam, daun jeruk, serai, dan kecombrang sampai harum. Tambahkan petai dan taoco. Tumis sampai harum.
Tambahan daging dan udang. Aduk sampai berubah warna. Masukkan air, garam, dan gula merah. Masak sampai daging empuk.
Tambahkan kacang panjang, udang, dan tekokak. Masak sampai mendidih. Tuang santan. Masak sampai matang.
CARA MEMBUAT SAYUR LABU SIAM :
Tumis bumbu halus sampai harum. Masukkan santan. masak sampai mendidih.
Tambahkan ebi, serai, cabai, lengkuas, dan daun jeruk sambil diaduk sampai harum dan mendidih.
Masukkan labu siam. Masak sampai matang.
CARA MEMBUAT AYAM SEMUR SANTAN :
Lumuri ayam dengan 1 sendok teh air jeruk nipis dan 1/2 sendok teh garam. Diamkan 10 menit. Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan diatas api sedang sampai setengah matang atau berkulit.
Tumis bawang merah dan bumbu halus sampai harum. Masukkan ayam. Aduk sampai berubah warna.
Tambahkan tomat, cengkeh, dan santan. Masak sampai matang dan meresap diatas api kecil sampai berminyak.
Setelah berminyak. Taburkan bawang merah goreng.
CARA MEMBUAT BUBUK KEDELAI :
Sangrai kedelai, daun jeruk, kencur, dan cabai sampai kering selama 30 menit. Angkat dinginkan.
Tambahkan bawang putih, gula pasir, dan garam. Blender sampai halus. Saring. Blender lagi sisanya sampai halus. Saring.
Sajikan lontong besama kuah taoco, sayur labu, ayam semur, dan taburan bubuk kedelai. Untuk 8 porsi
sumber : http://carabuatresep.blogspot.co.id
Sabtu, 20 Februari 2016
Tumis Daun Singkong, Daun Pepaya, dan Teri Medan
Bahan-bahan
250 gram daun pepaya
200 gram daun singkong
100 gram cabai merah keriting
25 siung bawang merah
18 siung bawang putih
10 cm laos (memarkan)
secukupnya garam, minyak goreng, sasa (kalau suka), dan air untuk merebus
+
Langkah
Didihkan air masukkan 3 sdt garam. Aduk rata.
+
Rebus daun singkong dan daun pepaya sampai empuk. Ini merebusnya lama ya sampao daun berubah warna jadi hijau tua baru terasa empuk. Dites saja empuknya yaa.
+
Bilas lalu peras.
+
Potong-potong. Sisihkan.
+
Haluskan bawang merah, cabai, dan bawang putih.
+
Tumis bumbu halus dan laos sampai matang dan tidak langu.
+
Masukkan daun singkong dan daun pepaya. Aduk rata.
+
Tambahkan sasa dan teri. Aduk rata.
+
Beri sedikit garam. Tes rasa. Jangan kebanyakan garamnya ya terinya sudah asin soalnya .
+
Sajikan.
Selasa, 16 Februari 2016
Tradisi Lompat Batu Nias yang Spektakuler
Tradisi Lompat Batu Nias - Saya yakin sebagian besar dari anda yang membaca artikel ini sudah tak asing lagi dengan Tradisi unik dari pulau Nias ini. Ya.. Tepat sekali, gambar Tradisi lompat batu Nias pernah terpampang di salah satu pecahan 1000 mata uang Indonesia sebelum digantikan oleh gambar Kapitan patimura sampai sekarng. Lompat batu atau dalam bahasa lokal disebut hombo batu merupakan tradisi yang sangat populer pada masyarakat Nias di Kabupaten Nias Selatan. Tradisi ini telah dilakukan sejak dahulu dan diwariskan turun temurun oleh masyarakat di Desa Bawo Mataluo (Bukit Matahari).
Tradisi Lompat Batu, Pulau Nias, Sumatera Utara, Sumut
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTaEOfhjoP0tzkGVekGZZppSqIQs1ism_o4vFQjD567ZmHHiGXV50px94Oghyc5b82p3WhFlVMwsLvHxaQpBLX_C_kZ9dwUYmiT_cjs2z6wGFV65WpBlRtuBdcKahM0l0G1PKi3RVb3YAk/s320/Lompat-Batu-Nias+%25281%2529.jpg)
Lompat batu atau hombo batu sudah dilakukan sejak jaman para leluhur untuk berlatih perang karena seringnya terjadi perang antar suku. Seiring berkembangnya jaman, tradisi ini turut berubah fungsinya. Karena jaman sekarang mereka sudah tidak berperang lagi maka tradisi lompat batu digunakan bukan untuk perang lagi melainkan untuk ritual dan juga sebagai simbol budaya orang Nias. Tradisi lompat batu adalah situs budaya untuk menentukan apakah seorang pemuda di Desa Bawo Mataluo dapat diakui sebagai pemuda yang telah dewasa atau belum. Para pemuda itu akan diakui sebagai lelaki pemberani apabila dapat melompati sebuah tumpukan batu yang dibuat sedemikian rupa yang tingginya lebih dari dua meter.
Tradisi Lompat Batu, Pulau Nias, Sumatera Utara, Sumut
Ada upacara ritual khusus sebelum para pemuda melompatinya. Sambil mengenakan pakaian adat, mereka berlari dengan menginjak batu penopang kecil terlebih dahulu untuk dapat melewati bangunan batu yang tinggi tersebut. Sekarang ini, sisa dari tradisi lama itu, telah menjadi atraksi pariwisata yang spektakuler, tiada duanya di dunia. Berbagai aksi dan gaya para pelompat ketika sedang mengudara. Ada yang berani menarik pedang, dan ada juga yang menjepit pedangnya dengan gigi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj34atVSnOQqBVCzERvLE8MfnqsIiE6OHWaA8ConxS28yDd8JRG0735ziZXbxpGsZqdxmRxvzVolOG7pnyGqMG3L2p9RfXHYfMOktPz56ZZPn_5g3b63J530YSHv-pZHg_MabPPDZj05y3B/s320/Lompat-Batu-Nias+%25282%2529.jpg)
Tradisi Lompat Batu, Pulau Nias, Sumatera Utara, Sumut
Mungkin anda berpikir Melompati batu tersebut mudah. Tentu tenrgantung kemampuan anda tapi anda harus tau kalau batu tersebut lumayan tinggi dan bukan hanya sekadar melampaui susunan batu tapi juga harus memiliki teknik yang baik agar terhindar dari cidera. Yang dinilai dalam lompat batu ini adalah cara mendarat pelompat tersebut. Dan jika mendarat dengan cara yang salah, kemungkinan cedera otot atau bahkan patah tulang bisa saja terjadi. Ketika anda berkunjung ke Pulau Nias pasti anda akan menjumpai cukup banyak susunan batu yang digunakan untuk tradisi lompat batu.
sumber : http://indoexland.blogspot.co.id
Senin, 15 Februari 2016
Air Terjun Telaga Dwi Warna Sibolangit
Air Terjun Telaga Dwi Warna Sibolangit
Berada di lokasi Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang. Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Karo. Obyek wisata Air terjun telaga dwi warna sibolangit ini memiliki nuansa pegunungan yang sejuk dan penuh dengan tempat pariwisata yang menarik. Di Air terjun telaga dwi warna sibolangit adalah lokasi yang cocok untuk mereka yang suka sekali dengan travelling.
Air Terjun Telaga Dwi Warna Sibolangit
Air Terjun Telaga Dwi Warna Sibolangit
Air terjun telaga dwi warna sibolangit disebut dwi warna karena air terjun ini berada di telaga yang berwarna biru yang dingin dan tidak jauh dari lokasi tersebut ada air terjun berwarna putih yang hangat.
Kenapa cocok untuk travelling? Iya, karena untuk menuju ke Telaga dwi warna ini membutuhkan waktu 3 jam waktu perjalanan dengan berjalan kaki dari Taman Wisata Sibolangit. Waktu yang cukup panjang untuk ditempuh, terlebih lagi menggunakan perjalanan kaki.
Kualitas sesuai dengan harga, sama halnya dengan ini, kepuasan sesuai dengan usaha. Meskipun perjalanan yang begitu panjang ditempuh, kepuasan sampai di lokasinya pasti akan terbayarkan. Rasa lelah masih terasa akan tetapi itu akan secara perlahan tergantikan oleh suguhan pemandangan di sekitarnya.
Air terjun dwi warna ini sumber airnya berasal dari gunung Sibayak. Ketinggian Air terjun ini berada pada 1270 meter dpl. Dengan gradasi warna yang berbeda, sehingga disebutlah air terjun dwi warna.
Air yang tertampung dari pancurannya di bawag berwarna putih keabu-abuan sementara air terjun yang tumpah riuh dari atas berwarna biru muda. Air terjun dwi warna ini ada tiga air terjun di satu lokasi menjadikan pemandangan lebih menyenangkan dengan lingkungan yang menyegarkan.
Sebenarnya, secara ilmiah perbedaan warna ini adalah karena adanya kandungan fosfor dan belerang. Hal tersebut karena air terjun yang bersumber dari letusan gunung sibayak ini membentuk aliran sungai yang dialiri belerang yang kemudian bersatu dengan resapan air hutan. Dengan begitu air menjadi terasa dingin dan berwarna biru.
Air terjun dwi warna ini bisa dijadikan tempat untuk refreshing keluarga. Khususnya bagi penduduk provinsi sumatera utara. Keindahan lain di Sumatera Utara.
sumber : surgatraveller.com
Tari Tor Tor Seni Budaya Sumatera Utara
Ketika kita dengar kata “Tor Tor Batak” maka kita akan membayangkan sekelompok orang (Batak Toba) yang menari (manortor) diiringi seperangkat alat musik tradisional (gondang sabangunan), dengan gerakan tari yang riang gembira, melenggak-lenggok yang monoton, yang diadakan pada sebuah pesta suka maupun duka di wilayah Tapanuli. Tari Tor Tor ini juga sangat terkenal sampai ke penjuru dunia, ini terbukti dari banyaknya turis manca negara maupun lokal yang ingin belajar tarian ini, hal ini dikarenakan masyarakat Batak yang pergi merantau pun dengan bangga selalu menampilkan Tari Tor Tor Sumatera Utara ini dalam acara perhelatannya.
Tari Tor Tor merupakan salah satu jenis tari yang berasal dari suku Batak di Pulau Sumatera. Sejak sekitar abad ke-13, Tari Tor Tor sudah menjadi budaya suku Batak. Perkiraan tersebut dikemukakan oleh mantan anggota anjungan Sumatera Utara 1973-2010 dan pakar Tari Tor Tor. Dulunya, tradisi Tor Tor hanya ada dalam kehidupan masyarakat suku Batak yang berada di kawasan Samosir, kawasan Toba dan sebagian kawasan Humbang. Namun, setelah masukknya Kristen di kawasan Silindung, budaya ini dikenal dengan budaya menyanyi dan tarian modern. Di kawasan Pahae dikenal dengan tarian gembira dan lagu berpantun yang disebut tumba atau juga biasa disebut Pahae do mula ni tumba.
Sebelumnya, tarian ini biasa digunakan pada upacara ritual yang dilakukan oleh beberapa patung yang terbuat dari batu yang sudah dimasuki roh, kemudian patung batu tersebut akan “menari”.
Jenis Tari Tor Tor:
Tor Tor Pangurason yaitu tari pembersihan yang dilaksanakan pada acara pesta besar. Namun sebelum pesta besar tersebut dilaksanakan, lokasi yang akan digunakan untuk acara pesta besar wajib dibersihkan dengan media jeruk purut. Ini diperuntukkan, pada saat pesta besar berlangsung tidak ada musibah yang terjadi.
Tor Tor Sipitu Cawan atau disebut juga Tari Tujuh Cawan. Tor Tor ini dilaksanakan pada acara pengangkatan raja. Tor Tor Sipitu Cawan menceritakan 7 putri yang berasal dari khayangan yang turun ke bumi dan mandi di Gunung Pusuk Buhit dan pada saat itu juga Pisau Tujuh Sarung (Piso Sipitu Sasarung) datang.
Tor Tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Kemudian ada Tor Tor Tunggal Panaluan yang dilaksanakan pada saat upacara ritual apabila suatu desa sedang dilanda musibah. Untuk Tor Tor ini, penari dilakukan oleh para dukun untuk mendapatkan petunjuk dalam mengatasi musibah tersebut.
Sekarang ini Tari Tor Tor menjadi sebuah seni budaya bukan lagi menjadi tarian yang lekat hubungannya dengan dunia roh. Karena seiring berkembangnya zaman, Tor Tor merupakan perangkat budaya dalam setiap kehidupan adat suku Batak.
Dalam hal tata busana tari Tor Tor sangatlah sederhana. Seseorang yang ingin menari Tor Tor dalam sebuah pesta yang diikuti, cukup dengan memakai ulos yang merupakan tenunan khas Batak. Ulos yang digunakan ada dua macam, ulos untuk ikat kepala dan ulos untuk selendang. Namun motif ulos yang akan digunakan harus sesuai dengan pesta yang diikuti.
Selain sederhana dalam hal busana, Tor Tor juga sederhana dalam hal gerakan. Gerakan tangan dan kaki yang cukup terbatas merupakan salah satu ciri tarian Tor Tor Sumatera Utara. Hentakan kaki dari penari bergerak mengikuti iringan magondangi. Magondangi sendiri terdiri dari berbagai alat musik tradisional yaitu gondang, tagading, suling, terompet batak, ogung (doal, panggora, oloan), sarune, odap gordang dan hesek. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa gerak Tor Tor Batak berbeda dalam setiap jenis musik yang diperdengarkan dan berbeda pula gerak Tor Tor laki-laki dan gerak Tor Tor perempuan. Menurut para pemerhati Tor Tor, bahwa Tor Tor yang dilakonkan juga dibedakan antara Tor Tor Raja dengan Tor Tor Natorop. Sementara perangkat lain dalam acara tortor Batak biasanya harus ada orang yang menjadi pemimpin kelompok Tor Tor dan pengatur acara/juru bicara (paminta gondang), untuk yang terakhir ini sangat dibutuhkan kemampuan untuk memahami urutan gondang dan jalinan kata-kata serta umpasa dalam meminta gondang.
Bagaimanapun juga, Tor Tor Batak adalah identitas seni budaya masyarakat Batak yang harus dilestarikan dan tidak lenyap oleh perkembangan zaman dan peradaban manusia. Tari Tor Tor Batak mengandung nilai-nilai etika, moral dan budi pekerti yang perlu ditanamkan kepada generasi muda. Dan ini merupakan tugas kita bersama sebagai warga negara Indonesia agar tidak ada lagi seni budaya asli peninggalan nenek moyang bangsa kita yang diklaim oleh negara lain.
sumber : gosumatra.com
Sabtu, 06 Februari 2016
12 Macam Kuliner Khas Aceh yang Wajib Dicoba
Apa saja makanan tradisional khas Aceh tersebut, yuk kita simak.
1. Mie Aceh
2. Sate Matang
3. Kuah Pliek U
4. Kuah Masam Keu-eung
Kuah Masam Keu-eung atau masakan Asam Pedas adalah masakan yang ada hampir diseluruh Indonesia, bahkan Asia Tenggara dengan nama bermacam-macam. Di Aceh Masakan ini bernama Asam Keueung atau Masam Keueung yang arti secara harfiah adalah Masam Pedas.
5. Kuah Sie Itek
Masakan khas Aceh ini memakai itik tau bebek sebagai bahan utamanya. Dimasak dengan resep khas Aceh makanan ini jadi salah satu kuliner paling terkenal di nusantara.
6. Ayam Tangkap
Ayam tangkap merupakan makanan khas Aceh Besar, terbuat dari ayam yang di goreng dengan cabe hijau dan daun Teumuru atau Salam Koja atau Daun Kari (orang Aceh menyebutnya Teumuru sementara 2 nama lainnya saya dapat dari. Rasanya memang seperti ayam goreng biasa ditambahi aroma daun teumuru dan cabai hijau sehingga mempunyai sensasi rasa tersendiri. Ayamnya dipotong kecil-kecil sehingga tersembunyi dibalik tumpukan daun teumuru dan cabai hijau goreng serta taburan bawang goreng di atasnya, mungkin karena tersembunyi itulah maka dinamakan ayam tangkap
.
7. Rujak Aceh
Berbeda dengan rujak yang biasa kita makan, rujak Aceh ini memiliki ciri khas tersendiri yang membuat rasanya berbeda dari rujak pada umumnya. Yang membuat rujak Aceh berbeda adalah buah yang dipakai. Rujak Aceh menggunakan buah rumbia khas Aceh. Buah yang daunnya digunakan untuk membuat atap rumah ini diserut bersama buah-buahan lainnya.
Rujak Aceh sudah menjadi makanan tradisional di daerah ini sejak lama. Makanan ini nikmat dimakan dalam keadaan dingin atau dicampur dengan es serut dengan siraman saus rujak dan dinikmati di siang hari yang terik. tertarik bukan?
8. Martabak Aceh
Martabak ini berbeda dengan martabak lain yang biasa kita temui. Martabak ini berbahan dasar roti cane sebagai kulitnya. Rasanya yang gurih dan sedikit pedas, martabak aceh ini sangat cocok untuk disantap sebagai cemilan apalagi sambil dinikmati dengan Coffee.
9. Ungkot Kemamah
Ungkot Kemamah merupakan masakan khas Aceh lainnya dengan dengan bahan utamanya menggunakan ikan tuna yang telah direbus dan dikeringkan yang kemudian diiris-iris. Ikan kemamah dapat dimasak dengan menggunakan berbagai bahan masakan, seperti santan kelapa, kentang, cabai hijau dan bahan rempahan lainnya. Selama perang Aceh melawan Belanda di hutan belantara, jenis masakan ini sangat terkenal karena sangat mudah dibawa dan dimasak.
10. Kue Adee
Kue tradisional sejenis bingkang manis ini, hanya bisa ditemui di Aceh, khususnya di kawasan kabupaten Pidie Jaya. Adee merupakan jenis kue bertekstur lembut, legit, dan manisnya berasal dari gula asli. Sepintas kue ini mirip dengan bingkang. Adee bisa menjadi paduan enak saat menyeruput segelas kopi atau teh. Juga bisa menjadi hidangan istimewa untuk menjamu tamu. Atau pun sebagai oleh-oleh untuk teman dan kerabat di luar kota.
11. Kue Timphan
Kue Timphan merupakan kue khas Aceh yang dihidangan saat hari raya Idul fitri dan Idul Adha. Karena dibuat dihari penting saja, Kue Timphan menjadi menu hidangan utama untuk tamu yang berkunjung kerumah saat lebaran. Kue Timphan biasanya dibalut menggunakan daun pisang muda sebagai pembungkusnya. Rasa yang paling digemari dari kue basah ini adalah rasa srikaya.
12. Kopi Aceh
Sebagai pecinta kopi, belum lengkap rasanya kalau belum mencoba Kopi Aceh. Aceh dari dulu memang terkenal sebagai salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia, dengan cita rasanya yang khas dan aroma yang kuat, seperti Kopi Aceh Gayo.
Disajikan dengan cara berbeda, Kopi Aceh selalu mendapat tempat di hati para pecandu kopi. Dipercaya bahwa kandungan antitoksin pada Kopi Aceh menambah stamina tubuh dan dapat mengencangkan kulit.
Di atas merupakan 13 macam kuliner khas Aceh yang wajib kamu coba saat berkunjung kesana. Tak kalah menarik kan dari tempat-tempat wisatanya. Semoga bermanfaat dan jangan lupa share ya.
Sumber : Bersatulah.com
Makanan Khas Padang Sumatera Barat
Beberapa Masakan Terlezat Khas Padang
Ikan Balado
![]() |
Gambar : tilulas.com |
Sate Padang
Gulai Itiak
Karupuak Sanjai
Teh Talua
Gulai Paku
Kalio Dagiang
Dendeng Balado
Dendeng Batokok
Soto Padang
Randang atau rendang
Gulai Toco
Gulai Banak atau Gulai Otak
Cancang
5 Tempat Wisata Populer di Kepulauan Riau
1. Pulau Penyengat
Objek wisata yang pertama yang cukup populer di indonesia adalah pulau penyengat, pulau penyengat adalah salah satu objek wisata yang ada di kepri yang memiliki keindahan yang sangat menakjubkan. Seperti masjid sultan riau yang dibuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan dan lain lain.
Pokoknya pulau penyengat akan menjadi tempat wisata yang tak terlupakan bagi anda yang mengunjunginya.
2. Gunung Bintan
Objek wisata yang kedua adalah gunung atau bukit bintan, sebab bukit yang tinggi sering dikatakan gunung leh masyarakat setempat, di gunung bintan ini kita bisa mendaki puncaknya dengan memakan waktu lebih kurang 3 jam.
Setelah sampai dipuncak gunung/bukit ini kita akan bisa menyaksikan keindahan pulau bintan yang sangat luas, kepulauan riau memang fenomenal.
3. Pulau Abang
Pulau abang adalah salah satu objek wisata yang saat ini diprioritaskan oleh pemerintah kota batam, dengan visinya “Visit Batam 2020”. Daya tarik tempat wisata pulau abang ini adalah terumbu karang dan berbagai flora dan faunanya.
Konon pulau abang di kepri ini adalah bunaken nya sumatera, sebab pulau ini memiliki keindahan bawah laut yang mirip dengan bunaken, dengan kekayaan flora dan faunanya.
4. Pantai Lagoi
Pantai lagoi adalah salah satu destinasi wisata favorit di kepri, pantai lagoi ini juga dikenal sebagai pantai yang mirip dengan pantai kuta bali, selain memiliki keindahan pantai, pantai lagoi memiliki hamparan pasir putih yang luas yang membuat pantai ini semakin sempurna.
Oleh sebab itu jangan heran jika pantai lagoi dipenuhi oleh wisatawan asing dari mancanegara, sebab selain memiliki keindahan alam letaknya yang strategis (berdekatan dengan singapura) juga mempengaruhi banyaknya turis di pantai lagoi.
5. Pantai Trikora
Kemudian objek wisata selanjutnya yang ada di kepulauan riau adalah pantai trikora, pantai trikora berada di Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, yang berjarak sekitar 45 kilometer arah timur Kota Tanjung pinang.
Di pinggiran pantai ini ditumbuhi pepohonan yang berjajar rapi dengan hamparan pasir putih yang kian menambah kesan mewah di pantai trikora ini, selanjutnya di pantai trikora anda bisa berenang, snorkeling, dll.
Nah itulah sekilas mengenai objek wisata populer di kepulauan riau, sebanarnya masih banyak objek wisata indah di lainnya di kepulauan riau, mungkin lain waktu akan kami bahas lagi, untuk saat ini kami rasa cukup sampai disini, semoga saja artikel ini ada manfaatnya bagi kita semua.
Pelaruga, Si Sungai Abadi
Jadi saya di bawa ke bagian yang hampir sampai ke Hulu sungai. Makanya airnya sangat bening dan jernih sekali. Konon airnya berasal dari sumber mata air. Ketika saya minum juga segar banget air nya. Malah jadi ketagihan minum jadinya hehe.
Sekian dulu cerita di Pelaruga. Sedikit lagi jurnal saya ketika di Sumatera Utara akan rampung. Semoga bisa selesai ya.
Selamat Berkelana, Semoga Kita Bersua.
Minggu, 24 Januari 2016
Pantai Cermin Theme Park: Rekreasi di Pesisir Timur Sumatera
Keindahan Pulau samosir di tuk tuk Danau Toba
Menikmati Keunikan Tuktuk – Pulau Samosir
USAI berwisata ke Air Terjun Sipiso-Piso, perjalanan kami lanjutkan ke Danau Toba lewat Tongging. Kaki ini rasanya sudah gatal pengen cepat2 nyampe di danau Toba dan pengen nyeburrrrr ke air danau. Apalagi dari ketinggian si Piso-Piso, kami sudah melihat indahnya pemandangan Danau yang dulunya adalah Gunung Toba. Mobil kami laju dengan kecepatan ‘nyantai’. Maklum, kami tidak mau melewatkan momen demi momen pemandangan indah. Tangan gue tidak pernah berhenti mengabadikan pemandangan itu lewat kamera digital Lumix DMC LX3.
Nggak nyampe 30 menit mobil sudah nyampe aja di Desa Tongging. Adem banget! Danau-nya tenang, penduduknya juga tenang. Di pinggir danau gue melihat beberapa warga sedang sibuk mengambil ikan Pora-Pora (pake jala). Konon katanya ikan Pora-Pora hanya berada di Danau Toba. Di Danau atau sungai lain tidak ada. Maka dengan penasaran yang membuncah, gue pun turun ke danau untuk melihat dan menangkap ikan Pora2 yang sangat lincah banget gerakannya.
Ikan Pora2 ukurannya kecil. Ya, mirip kayak anak ikan mujair gitu deh. Kalo menurut candaan warga setempat, ikan Pora2 adalah ikan KUTUKAN! Karena ukurannya nggak bisa besar. Hanya segitu2 saja sampai tua-nya. Ikan Pora2 juga sering dijadikan menu makanan. Ikannya bisa digoreng, di sambal, di arsik juga mantap. (sangkin penasaran, waktu makan di rumah makan, gue langsung pesan ikan Pora2 untuk mencicipin kelezatannya. Ternyata rasanya mirip kayak ikan teri Sibolga)
Puas bermain2 dengan ikan Pora2, perjalanan kami lanjutkan ke Tuktuk-Pulau Samosir. Gue pikir, tadi kami sudah nyampe di Danau Toba, berarti perjalanan berhenti sampai disitu saja. Eh, ternyata perjalanan masih sangat panjang dan melalui jalanan yang terjal dan berliku2. Desa Tongging yang kami singgahi hanyalah ujung dari bagian Danau Toba. Sementara Tuktuk atau Pulau Samosir masih jauh lagi. Letaknya juga di tengah Danau Toba..
Alamaaaakkkkk….!!!!
Mobil dilaju dengan kecepatan ‘nyantai lagi’. Kali ini bukan karena pengen mengabadikan pemandangan. Melainkan karena di kanan kiri jalan sangat membahayakan. Sebelah kiri jurang yang di bawahnya Danau Toba. Sedangkan di sebelah sisi kanan adalah tebing-tebing bebatuan yang rawan longsor. Kebayang saja kalau perjalanan yang kami tempuh disaat musim hujan. Selain jalanan licin, juga khawatir kalau bebatuan longsor dari atas tebing lalu menimpa mobil kami…oh, noooo..!!! (and thanks God semua berjalan lancarrrrr..!!)
Kami melintasi beberapa desa yang sejujurnya sulit gue hafal satu persatu. Yang pasti perjalanan kami tempuh dengan penuh kebingungan. Maklum, disepanjang mata memadang kami banyak menemukan kuburan-kuburan dengan bangunan yang menjulang tinggi. Konon kata si supir(org Batak), monumen kuburan yang dibangun dengan megahnya melambangkan sebuah ‘kredibilitas’ pemilik kuburan. Bahkan banyak warga yang rela membangun kuburan dengan megahnya demi menghormati leluhur (orangtua) mereka yang meninggal. Meski kehidupan dan juga rumah mereka terlihat begitu memprihatinkan. Tapi mereka rela membangun kuburan megah untuk sebuah penghormatan pada orangtua yang meninggal…. Begitulah tradisi!
Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam, akhirnya kami pun nyampe di Tuktuk, Pulau Samosir. Hari sudah gelap, karena jarum jam menunjukkan pukul 21.00 WIB. Kami langsung mencari penginapan (cottage) disekitar Tuktuk. Berhubung karena malam hari, kami tidak bisa melihat keindahan pemandangan lagi. Semua terlihat gelap dan menyeramkan….dibenak kami masih terbayang deretan kuburan-kuburan yang kami lewati sebelumnya. Ditambah lagi gue bisa melihat mahluk-mahluk di dunia lain….Argghh!!!!!
Perut lapar, kami cari makanan di kafe-kafe yang ada didekat hotel. Ya, kalo di Bali, kafe-kafe kecil tersebut banyak ditemukan dikawasan Poppies di Bali. Kami langsung pesan makanan yang panas dan pedas. Tapi sayang yang tersedia hanya INDOMIE REBUS dan SOTO AYAM saja! Minumnya teh manis panas dan beberapa minuman jus abal-abal (rasanya nggak nendang!)
Kalo dilihat dari jenis makanan yang kami makan, tentu harganya tidak akan melambung tinggi mahalnya. Tapi dasar orang daerah yg suka memanfaatin tamu yang datang, mereka langsung memasang tarif makanan yang cukup mahal. (sekitar 70 ribu saja!) meski, ngedumel, kami langsung bayar dan kembali ke Hotel langsung tidur!
Tuktuk atau Danau Toba dulu terkenal dengan udara yang cukup dingin. Tapi kemaren, udara dingin itu sudah tidak terasa lagi. Malah gue kegerahan. Wajar kalau akhirnya gue membuka baju saat tidur….maaf kurang adem sih..!!!
Wes ewes ewes..Bamblas angine kemane….!!!!!
KEESOKAN PAGI HARINYA…
Kami langsung menuju resto untuk breakfast. Mohon maaf nih, breakfast-nya nggak layak direkomendasikan. Cuma nasi goreng, nasi putih dan soto. Standart bangetttttt…!!! rasanya juga nggak jelas! Hambar! Kayaknya lebih nendang masakan gue deh!. Nggak apa-apa deh, yang penting mengganjal perut dulu…. trus, kami lanjutkan jalan2 disekitar cottage yang bujubuneeee…indah banget! Kami terkagum-kagum dengan keindahannya. Suasana sangat tenang dan tidak ada gangguan kalo mau bersemedi, mau relax dan mau menenangkan diri. pemandangan disekitar cottage begitu memukau (foto2 sudah saya posting di facebook).
Tapi, bagi gue yang memiliki jiwa petualangan, tempat adem dan tenang seperti ini hanya bisa gue tempati nggak lebih dari 2 hari. Kalo lebih dua hari mungkin gue sudah mati gaya dan bisa Amnesia . maklum, berada di kawasan sepi seperti ini,nggak ada kafe dan tempat2 yang layak dikunjungi lagi membuat otak gue bisa mandeg untuk berkarya.
Puas memoto keindahan Tuktuk, kami lanjut ke kawasan lain. Ke kawasan menjual souvenir dan ada beberapa makam LELUHUR yang katanya sangat bersejarah dan kramat (bukan kramat Jati ato Kramat raya ya…) ada juga aktraksi patung menari yang disebut SI GALE-GALE… ya, kayak patung orang jawa yang kepalanya goyang-goyang gitu. Tapi kalo patung si Gale-Gale patung yang tangannya menari2 (manortor-istilah Bataknya). Trus kalo kita mau menari bareng si patung juga boleh. Asal, usai nari kita ngasih uang sekedarnya sebagai wujud partisipasi… hmm… seru juga.
Hanya saja, sebelum masuk ke kawasan tersebut, gue sempat kesal sama seorang bapak yang ngaku2 sebagai GUIDE. Dengan senyum SOK RAMAH menyamperin kami, minta menjadi guide ke kawasan jual souvenir dan patung si Gale-gale. Dengan logat Batak sekental susuk cap ENAK! Si bapak bilang begini…
“mau di pandu nggak? Biayanya 50 ribu saja…”
Karena dulu (duluuuuuuu banget..waktu masih SMA ato SMP gue juga lupa), gue pernah ke Tuktuk dan ternyata daya ingat gue masih tajam setajam SILET!. Gue pikir, ngapain pake pemandu wong jaraknya Cuma satu pengkolan doang… buang2 uang saja 5o ribu ngasih ke si bapak itu..
Eh, bener saja.. nggak nyampe pada langkah ke 100, kami sudah nyampe ke kawasan jual SOUVENIR. Anehnya kawasan ini dari taon sebelum masehi sampe taon 2010 yang dijual itu dan itu saja. Nggak perubahan, perkebangan dan nggak ada inovasi baru. MONOTON!!!! Kreatif dong ITO..LAE….!!!!!
Karena yang dilihat nggak ada yang menarik (menurut gue ya…), akhirnya kami Cuma singgah sebentar, kemudian nyari tempat yang layak buat ngopi-ngopi sambil buka laptop. Pengennya sih update cerita perjalanan. Tapi apa daya, internetnya nggak connected!
Ada kisah seru juga sebelum meninggalkan TUKTUK.
Waktu mau ke warung kopi (catat! Warung kopi beneran bukan kafe), mobil kami parkir dengan manisnya. Tapi langsung dihadang opung (nenek) yang sedang asyik nyirih (makan sirih) dibawah pohon rindang. Gue kaget aja! Kirain si nenek patung orang2an. Eh nggak taunya masih punya nyawa. Dia bilang begini…(setelah diartikan dalam bahasa Indonesia..)
“ngapain mobil ditarok disitu?”
“Mau parkir inang…”
“ooo….”
Trus, nggak berapa lama kami pun masuk ke warung Kopi yang hanya bener2 jual KOPI saja. Tidak ada makanan lain yang dijual sebagai teman minum kopi. Parah banget bukan? Tidak kreatif!
Usai minum kopi, mobil yang kami parkir ditodong uang parkir sama si Opung! Dengan lantang dan mirip jagoan tahun 60-an (beda tipis dengan Leila Sari gitu deh gayanya) si Opung minta uang parkir sebesar rp.10.000.. busyettttt…!!! mengalahkan Grand Indonesia nih ongkos parkir..
Akhirnya supir kami ngotot pae bahasa Batak, yang artinya, si supir menanyakan surat parkir si opung. Dia nggak berkutik… edan…!!!! mental penduduk setempat perlu di reformasi deh!!!! Mental PREMAN semua..!!
Pukul 01:00 WIB
Kami meninggalkan TukTuk -Pulau Samosir, dengan naik Ferry menuju Parapat. Ya, penyeberangan dari Pulau samosir ke Parapat memakan waktu 45 menit. Nyampe Parapat, akmi langsung cari makan. Perut sudah kriuk-kriuk…lalu mobil kami laju meninggalkan DANAU TOBA menuju Pematang Sianta,Tebing Tinggi dan mendarat di Hotel JW.Marriot Medan…
Perjalanan yang cukup menarik bagi gue. Berada di Tuktuk dan Parapat membuat gue sadar, kalau masing-masing daerah yang gue kunjungi punya tradisi dan kebiasaan beda-beda. Kalau di Bali penduduknya sadar bahwa sumber mata pencarian mereka lebih dominan di dunia pariwisata, sehingga mereka selalu menghormati, melayani Turis yang datang ke Ranah mereka. bahkan mereka bisa membuat pengunjung betah berlama2 di Bali. Beda dengan kawasan Danau Toba, Pulau Samosir yang dimata gue masih bermental Preman! Belum menyadari kalau kawasan mereka adalah kawasan Wisata. Sehingga mereka sering memalak dan berlaku kasar terhadap tamu yang datang. Suka membuat harga yang dijual seenaknya tanpa kompromi. Sehingga pengunjung merasa selalu was-was jika sedang berada di tempat wisata itu…
HARUS ADA PERUBAHAN
Jika kawasan wisata itu ingin terus berkembang (tidak mati suri) dan semakin banyak dikunjungi para Turis. Bersikap ramah, sopan dan juga membuat harga yang masuk diakal agar informasi dari mulut ke mulut tentang keindahan dan keramahan penduduk setempat itu nyampe kemana-mana… jangan sampai ada kalimat yang berbunyi,” hati-hati kalau datang ke situ….suka memalak dan makanan suka buat harga asal-asalan..”
So, saatnya ada perubahan di kawasan indah itu..!! karena INDAH SAJA TIDAK CUKUP!!! JIKA TIDAK DIBARENGI DENGAN KERAMAHAN. KENYAMANAN DAN FEEL LIKE HOME jika sedang berada disitu….